Liputan6.com, Jakarta: Bank Indonesia menargetkan laju inflasi berkisar antara 9 hingga 11 persen, hingga akhir tahun anggaran 2001. Sedangkan dalam revisi APBN 2001, pemerintah mematok tingkat inflasi tak lebih dari 9,3 persen. Sementara itu, kenyataannya, sampai Juli silam, laju inflasi telah mencapai 7,7 persen.
Itulah sebabnya, Gubernur BI Syahril Sabirin merasa optimistis laju inflasi tak akan melampaui target. Tingginya tingkat inflasi bulan Juli diakui sebagai akibat kenaikan tarif BBM Juni silam, yang memang biasanya baru terasa pengaruhnya sebulan sesudah kenaikan. Sementara itu, untuk bulan-bulan berikutnya BI yakin, dengan dukungan kebijakan ekonomi yang kondusif dari pemerintah, tingkat inflasi akan menurun.
Satu di antara indikatornya adalah nilai rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat, yang diharapkan dapat menurunkan harga barang-barang berbahan baku impor. Untuk mengendalikan laju inflasi, Syahril menyatakan BI masih tetap memberlakukan kebijakan uang ketat dengan menaikkan suku bunga Sertifikat BI. Kebijakan uang ketat ini akan dilonggarkan begitu rupiah mulai stabil.(RSB/Olivia Rosalia dan Agung Nugroho)
Itulah sebabnya, Gubernur BI Syahril Sabirin merasa optimistis laju inflasi tak akan melampaui target. Tingginya tingkat inflasi bulan Juli diakui sebagai akibat kenaikan tarif BBM Juni silam, yang memang biasanya baru terasa pengaruhnya sebulan sesudah kenaikan. Sementara itu, untuk bulan-bulan berikutnya BI yakin, dengan dukungan kebijakan ekonomi yang kondusif dari pemerintah, tingkat inflasi akan menurun.
Satu di antara indikatornya adalah nilai rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat, yang diharapkan dapat menurunkan harga barang-barang berbahan baku impor. Untuk mengendalikan laju inflasi, Syahril menyatakan BI masih tetap memberlakukan kebijakan uang ketat dengan menaikkan suku bunga Sertifikat BI. Kebijakan uang ketat ini akan dilonggarkan begitu rupiah mulai stabil.(RSB/Olivia Rosalia dan Agung Nugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar